Materi kelas XI sejarah peminatan

Juli 20, 2020



Kerajaan Maritim Hindu-Buddha  kelas  XI


Sejarah Peminatan


Kita sudah tahu tentang sejarah kerajaan maritim Hindu-Buddha di Indonesia? Ada Banyak Hal menarik Yang Harus Kalian industri tahu lho TENTANG Sejarah Kerajaan-Kerajaan maritim Hindu-Buddha. Dengan memelajarinya, kalian bisa tahu seperti apa awal mula bangsa ini terbentuk, menjelaskan peristiwa-peristiwa pada masa depan yang sangat menentukan kehidupan bangsa Indonesia hari ini. Sekarang kita simak ya beberapa penjelasan di bawah ini. 


Kerajaan Sriwijaya

Pada abad ke-7, muncul kerajaan yang berkembang begitu pesat di wilayah Sumatra, yaitu Kerajaan Sriwijaya . Awalnya Kerajaan Sriwijaya muncul setelah perdagangan kota-kota perdagangan . Wilayah pantai timur Sumatra merupakan wilayah yang sangat ramai, wilayah ini menjadi salah satu jalur perdagangan.


Kerajaan Sriwijaya terletak di Sumatera Selatan terletak di Sungai Musi, Palembang. * Menurut Prasasti Kedukan Bukit, raja Sriwijaya Yang Bernama Dapunta Hyang, BERHASIL menaklukkan Daerah Minangatamwan Yang diperkirakan sebelumnya Saat ini Adalah Daerah Jambi. Letak Sriwijaya yang cukup strategis mendorong interaksi antara Sriwijaya dengan kerajaan di luar Nusantara, seperti kerajaan Nalanda dan kerajaan Chola dari India. Selain dengan India, Sriwijaya juga melakukan hubungan baik dengan pedagang-pedagang dari Tiongkok yang sering singgah. Perluasan daerah kekuasaan ini, mendorong keuangan kerajaan maju.


Selain Dapunta Hyang, Sriwijaya pernah dipimpin oleh Raja Balaputradewa yang merupakan keturunan Dinasti Syailendra . Di bawah kepemimpinan Balaputradewa, Sriwijaya menjadi kerajaan yang sangat berjaya. Pada abad ke-7 M, kerajaan Sriwijaya berhasil menguasai jalur perdagangan di Selat Sunda, Selat Malaka, Selat Bangka, dan Laut Jawa.


Sejarah Kerajaan Maritim Hindu-Buddha (Kutai, Tarumanegara, Kalingga)


Seperti yang disampaikan dalam Prasasti Ligor yang ditemukan di Ligor, pangkalan kerajaan Sriwijaya bekerja untuk perdagangan di Selat Malaka . Hingga abad ke-8 M, kerajaan Sriwijaya berhasil menguasai jalur perdagangan di Asia Tenggara . Oleh karena kekuasaannya yang sangat luas, Sriwijaya menjadi kerajaan maritim terbesar di seluruh Asia Tenggara.


Meskipun kerajaan Sriwijaya merupakan pusat agama Buddha di luar India, Sriwijaya tidak memiliki peninggalan budaya yang terdiri dari candi-candi atau archa dalam bidang budaya. Kepercayaan kerajaan Sriwijaya merupakan Buddha Mahayana .


Kerajaan Sriwijaya mulai kemunduran mulai pada abad ke-13 M , ditandai dengan transisi kerajaan-kerajaan besar seperti kerajaan Siam yang sama-sama penguasaan jalur perdagangan. Selain itu, membalikkan kerajaan Singasari yang ingin menyatukan wilayah Nusantara, mulai mengirim ekspedisi ke arah Barat yang disebut ekspedisi Pamalayu . Aktifitas perdagangan juga sudah mulai berkurang, sehingga para pedagang menyeberang ke daerah Tanah Genting Kra . Kekuasaan Sriwijaya mulai berakhir karena menghancurkan kerajaan Majapahit dan dihancurkan pada 1377 M.


Prasasti kerajaan Sriwijaya kerajaan maritim hindu-buddha


Kerajaan Mataram

Kerajaan Mataram merupakan salah satu kerajaan bercorak besar Hindu-Buddha di Jawa. Kerajaan Mataram diperkirakan berdiri selama 196 tahun dan memiliki 17 orang Raja. Raja memiliki gelar khusus seperti narapati yang berarti manusia yang memimpin , Sri maharaja yang berasal dari bahasa Sanskerta , rakai dan abhiseka yang semuanya berasal dari India . Raja pertama Mataram adalah Ratu Sanjaya .


Pada masa pemerintahan Sanjaya, Kerajaan Mataram Kuno sedang sibuk melakukan perang dengan kerajaan kecil di sekitarnya. Menurut Prasasti Canggal, Raja Sanjaya adalah pendiri Mataram Kuno . Ia pun membahas tentang Lingga, yang merupakan lambang dari Dewa Siwa. Membuatnya, agama yang ada di masa itu adalah Hindu Siwa . Sementara dalam Prasasti Balitung, diceritakan nama-nama Raja yang memerintah saat masa lalu Dinasti Sanjaya .


Setelah Raja Sanjaya meninggal, pemerintahan Rakai Pikatan naik tahta . Rakai Pikatan ingin menguasai seluruh wilayah Jawa Tengah, namun terhalang karena Kerajaan Syailendra yang dipimpin oleh Balaputradewa . Untuk menyatukan kedua kerajaan ini, Rakai Pikatan meminang putri Pramodhawardani . Namun, Pramodhawardani tetap menyerahkan kekuasaannya kepada Balaputradewa. Mempertanyakan perang saudara antara kerajaan ini.


Setelah Balaputradewa dapat dikalahkan, ia lari ke Sriwijaya . Berdasarkan peninggalan yang terdiri dari Istana Ratu Boko, kerajaan Syailendra terletak di daerah pegunungan. Dalam Prasasti Ratu Boko 856 M diceritakan tentang kekalahan Balaputradewa dalam perang saudara.


Setelah itu, pemerintahan selanjutnya dipegang oleh Rakai Panangkaran. Dalam Prasasti Kalasan, Rakai Panagkaran dikumpulkan oleh Raja Wisnu untuk mendirikan Candi Kalasan (Candi Buddha) . Selama masa pemerintahan Raja Indra , ekspansi politik dilakukan untuk memperluas daerah hingga ke Selat Malaka. Kekuasaan kemudian diturunkan kepada Samaratungga. Pada masa pemerintahannya, dibangunlah Candi Borobudur . Nama Borobudur diperkirakan berasal dari kata Bhumi Sambhara yang berarti gunung dan budhara berarti raja.


 Candi Peninggalan Kerajaan Maritim Mataram


Kerajaan Medang Kamulan

Kerajaan Medang Kamulan terletak di Jawa Timur, terletak di muara sungai Brantas. Kerajaan ini merupakan hasil pemindahan kerajaan Mataram Kuno akibat bencana alam gunung Merapi, dan yang membentuk Mpu Sindok . Selama masa pemerintahan Mpu Sindok, wilayah kekuasaan kerajaan Medang Kamulan mencakup sebagian wilayah Jawa Timur, seperti Nganjuk bagian barat, Pasuruan bagian timur, Surabaya bagian utara, dan Malang bagian Selatan.


Mpu Sindok memiliki gelar Sri Isyanatunggadewa karena memperoleh Dinasti Isyana. Mpu Sindok berasal dari Dinasti Sanjaya dari Mataram, namun karena desakan dari Sriwijaya, akhirnya Mpu Sindok dipindahkan pusat pemerintahan ke Jawa Timur. Pada masa pemerintahan Mpu Sindok, aktivitas perdagangan cukup tinggi di Jawa Timur. Sampai masa pemerintahan Dharmawangsa , aktivitas perdagangan meluas sampai daerah Jawa Timur.


Ada hal yang perlu kita teladani dari apa yang dilakukan oleh Mpu Sindok. Untuk bidang sosial budayanya , Mpu Sindok mencontohkan bagaimana sikapnya . Satu bentuk toleransinya adalah kompilasi Mpu Sinduk yang memuat kitab Sanghyang Kamahayanikan , yang merupakan kitab suci agama Buddha , padahal Mpu Sindok adalah penganut agama Hindu.


Sejarah 11 - Raja-raja Medang Kamula


Ketiga kerajaan maritim Hindu-Buddha ini memiliki corak kehidupan ekonomi yang tidak jauh berbeda, Pasukan. Perlu masyarakat mengandalkan jalur perdagangan juga pertanian. Masing-masing juga memiliki peninggalan-peninggalan dengan corak Hindu-Buddha. Melalui peninggalan-peninggalannya, kita akhirnya mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang sejarah kerajaan maritim Hindu-Buddha ini.


Nah, buat kamu yang ingin tahu lebih banyak lagi pengetahuan sejarah Indonesia , kamu bisa belajar menggunakan  video animasi di ruangbelajar . Dengan begitu, kalian bisa mendapat informasi dari tutor yang paling berpengalaman, dan juga kalian bisa menghemat waktu. Jadi , cepat terima ya.



Previous
Next Post »
0 Komentar